Kamis, 01 Januari 2015

Cerita Pendek (Cerpen)


Si Boni

Di suatu desa, terdapat seorang anak yang hidup serba kekurangan. Nama anak itu, Boni. Ia tinggal di kota Malang, Jawa Timur. Dia adalah anak seorang petani yang selalu hidup dalam kesusahan. Dia anak tunggal. Dia selalu berjuang untuk bertahan hidup dan selalu membantu orang tuanya di sawah. Dia tidak sekolah, karena orang tuanya tidak memiliki penghasilan yang cukup, sehingga dia harus belajar sendiri ketika dia memiliki waktu luang. Dia juga sering bermain bersama temannya ketika dia tidak sibuk. Tetapi disamping kesusahannya itu, ia tidak pernah berprasangka buruk. Menurutnya hidup yang harus kita jalani ialah hidup yang menapaki kesusahan untuk sukses di masa depan. Itu adalah impian dia satu - satunya, pantang menyerah ketika untuk menggapai impian. Maupun dalam keadaan susah seperti itu, ia masih memiliki cita - cita yang bisa dibilang tidak dapat diremehkan. Cita - citanya, yaitu menjadi seorang petani yang handal dan dapat melakukan pekerjaan di segala bidang.

Suatu hari, Boni berkata pada orang tuanya untuk pergi merantau guna mendapatkan ilmu. Dia berpikiran seperti itu, sebab dia pernah mendengar pribahasa ' Carilah ilmu sampai ke negeri Cina'. Ketika mendengar hal tersebut orangtua Boni sangat terkejut. Sebenarnya orang tuanya samgat cemas, ketika Boni berkata ingin pergi merantau. Tetapi, demi melihat tekad anaknya dan impian yang ingin diraihnya, orang tuanya setuju. Orang tuanya pun menyiapkan bekal yang akan dibawa Boni untuk merantau. Keesokan harinya, Boni berpamitan dengan orang tuanya untuk melaksanakan tekadnya mencari ilmu.

Boni pergi ke daerah perkotaan untuk mencari ilmu. Dia berjalan kesana kemari untuk meminta seseorang yang ingin mengajarnya. Dia bertanya kesana kemari, jawaban mereka selalu "kamu membutuhkan uang untuk itu" . Dia hampir pasrah, sore harinya dia mencari uang untuk membeli makanan, karena bekal yang diberikan orang tuanya telah habis. Ia pun bekerja di suatu restoran. Dia bekerja sebagai tukang cuci dan sebagai imbalannya dibayar dengan makanan ketika selesai bekerja. Boni tinggal di depan masjid. Suatu hari, ada seorang kakek yang memiliki jenggot panjang dan putih pergi kerestoran tersebut. Orang itu selalu memeperhatikan Boni. Hingga akhirnya dia berbicara pada Boni, dan bertanya "Nak, maukah kamu menjadi muridku". "Saya mau kek" balas Boni. Kakek tersebut menyuruh Boni untuk pergi kerumahnya besok dan kakek tersebut memberikan alamat rumahnya.

Keesokan harinya, Boni izin ke kepala restoran untuk tidak berkerja lagi di restoran tersebut dengan ramah, karena dia telah mendapatkan apa yang diinginkannya. Kepala restoran itupun menyetujuinya, tetapi Boni harus makan terlebih dahulu sebelum meninggalkan restoran tersebut. Boni sangat berterima kasih dengan kepala restoran itu. Setelah selesai makan, Boni pun pergi ke rumah sang kakek. Dia terkejut ketika melihat rumah sang kakek. Ternyata ada orang yang lebih susah daripada Boni. Boni melihat kakek tersebut sedang membersihkan halaman rumahnya. Rumah sang kakek berada di antara sawah dan hutan. Kakek itu mempersilahkan Boni masuk dan menyediakan minuman untuk Boni. Boni bertanya "kapan pelajarannya dimulai, kek". "Sebentar lagi dimulai" balas kakek, kakek tersebut menyuruh Boni untuk pergi mengantar pesanan topi jerami ke tetangga sang kakek. Boni pun pergi ke alamat yang diberikan sang kakek. Setelah sampai dirumah sang kakek, kakek itu bertanya pelajaran apa yang kamu dapat. Boni pun tidak mengerti maksud kakek itu.

Kemudian, kakek itu menyuruh Boni untuk membersihkan lantai rumah sang kakek. Kemudian kakek itu bertanya lagi, pelajaran apa yang kamu dapat. Begitulah selanjutnya, hingga beberapa hari. Tugas yang diberikan kakek ke Boni selalu dipertanyai setelah Boni selesai melakukannya. Akhirnya, pada akhir minggu ke-3. Kakek itu menjelaskan satu persatu ilmu apa yang ia dapat dari pekerjaan yang diberikan kakek tersebut. "Ketika salah satu pembeli ingin membeli topi jerami itu, kau pasti menghitung harga yang harus dibayarkan dan kembalian yang harus diberikan. Itu merupakan ilmu dasar matematika yamg harus kau pelajari. Kemudian saat kau membersihkan lantai rumah, kau pasti berpikir bagian mana yang harus kau pel atau kau sapu duluan. Itu merupakan ilmu pengetahuan juga, ada pribahasa mengatakan 'berpikirlah sebelum bertindak.' Apakah kau mengerti Boni." terang kakek. Boni pun mengangguk.

Kemudian, 5 tahun pun berlalu sejak Boni berguru kepada kakek itu. Kakek itu berkata " sudah seharusnya kamu mencari ilmu di alam terbuka." Boni pun berpamitan kepada kakek itu untuk melanjutkan perantauannya. Boni bertujuan untuk pergi ke hutan untuk mempelajari tentang hewan maupun tumbuhan. Ketika sampai di hutan, dia pun memulai penelitiannya. Mula2 Boni memulai dengan tanaman yang ada disekitarnya. Boni mengamati tanaman tersebut dengan seksama. Setelah mengamati tumbuh - tumbuhan dia mengamati hewan2. Boni pun merasa kelelahan, sudah 5 jam sia mengamati makhluk hidup yang tinggal di hutan tersebut. Kemudian dia beristirahat untuk semalam di pohon besar yang berada di samping Boni. Boni pun tidur dengan nyenyak di samping pohon itu.

Hari pun menjelang siang, dia terbangun ketika cahaya matahari mengenai tepat di kelopak matanya. Dia pun harus melanjutkan penelitiannya di hutan. Kemudian, beberapa detik kemudian dia mendengar suara yang berasal dari pohon yang dia tiduri. Pohon itu memanggilnya, Boni pun penasaran dan dia mendatangi pohon tersebut. Ternyata benar dugaan Boni, pohon tersebut bisa bicara. Pohon itu adalah pohon pengetahuan dan pohon itu bersedia mengajari Boni hingga dia benar - benar pandai. Boni pun berguru kepada pohon itu selama 2 tahun.

2 tahun kemudian, Boni menyampaikan salam perpisahan dengan pohon pengetahuan untuk pulang, karena Boni merasa ilmu pengetahuan yang ia dapat telah banyak. Pohon itu mempersilahkan Boni untuk pulang. Ketika sampai dirumah, orang tuanya menyambut Boni dengan gembira. Boni menceritakan kisahnya selama ini. Orang tuanya pun terharu mendengar pemgalaman Boni selama 7 tahun itu

Ketika Boni telah menginjak usia dewasa. Dia berkerja sebagai seorang guru dan menjadi seorang petani yang handal. Ternyata cita - cita Boni telah tercapai. Akhirnya dia percaya bahwa keinginannya lah yang membawa dia sejauh ini. Sebab, keputusasaan tidak akan membawa kebahagiaan di masa yang akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar