Rabu, 13 Desember 2017

DAMPAK CURAH HUJAN TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

DAMPAK CURAH HUJAN TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Andika Nuryahya (05171013)
Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Kalimantan

Ringkasan
            Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang terdapat dalam siklus hidrologi dan sangat dipengaruhi iklim. Keberadaan hujan sangat penting dalam kehidupan, karena hujan dapat mencukupi kebutuhan air yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Hujan yang sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan cara mengukur tinggi air hujan tersebut dengan berdasarkan volume air hujan per satuan luas. Hasil dari pengukuran tersebut dinamakan dengan curah hujan. Curah hujan menurut BMKG dibagi menjadi tiga yaitu sedang, lebat, dan sangat lebat. Pemanfaatan curah hujan yang tinggi salah satunya dengan membuat sistem irigasi untuk persawahan. Penanganan untuk curah hujan yang rendah salah satunya dengan membuat perencanaan pengembangan insfrastruktur

1.                  Pendahuluan
Salah satu faktor komponen lingkungan yang keberhasilan suatu usaha budidaya tanaman adalah iklim. Hubungan antara iklim sebagai faktor lingkungan dengan faktor genetik tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas tanaman.  Faktor genetik berkaitan dengan karakter yang bersifat pada tanaman, seperti kondisi batang, bentuk bunga, bentuk daun dan sebagainya. Iklim khususnya hujan perlu mendapat perhatian yang serius mengingat pengaruhnya terhadap hampir semua aspek pertanian, sehingga sangat berperan terhadap perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, terlebih pada saat kondisi terjadinya perubahan iklim.
Terjadinya peribahan iklim yang ekstrim berdampak cukup besar terhadap tanaman musiman, terutama tanaman pangan. Salah satu unsur iklim yang dapat digunakan sebagai indikator dalam hubungannya dengan tanaman adalah curah hujan.  Mengingat curah hujan merupakan unsur iklim yang ketidaktetapannya tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman cukup signifikan. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting dalam menentukan hasil panen, bahkan jika ditambah dengan peningkatan suhu, peningkatan suhu menimbulkan banjir dan tanah longsor, sebaliknya jika terjadi penurunan dari kondisi normal akan berpotensi terjadinya kekeringan. Kedua hal tersebut tentu akan berdampak buruk terhadap metabolisme tanaman dan berpotensi menurunkan produksi, hingga terjadi kegagalan panen.
Keanekaragaman curah hujan biasanya dikaitkan dengan hasil tanaman yang dicerminkan dalam bentuk produksi. Tulisan ini memaparkan mengenai curah hujan dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman pangan.


2.                  Pembahasan

Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang terdapat dalam siklus hidrologi dan sangat dipengaruhi iklim. Keberadaan hujan sangat penting dalam kehidupan di bumi, karena hujan dapat mencukupi kebutuhan air yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. 
Hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur klimatologi. Hujan adalah hydrometeor yang jatuh ke bumi berupa partikel-partikel air yang mempunyai diameter kecil. Hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan (Tjasyono, 2006).
Hujan yang sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air hujan tersebut dengan berdasarkan volume air hujan per satuan luas. Hasil dari pengukuran tersebut dinamakan dengan curah hujan. Curah hujan diartikan sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan ke dalam tanah (Aldrian, 2011).
Berdasarkan ukuran butiran, hujan dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Pertama, hujan rintik dengan diameter butirannya kurang dari 0,5 mm. Kedua, hujan salju, adalah kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di bawah titik beku (0oC). Ketiga, hujan es batu, curahan es batu yang turun didalam cuaca panas awan yang temperaturnya dibawah titik beku (0oC). Dan keempat hujan deras, dengan curah hujan yang turun dari awan dengan nilai temperatur diatas titik beku berdiameter butiran ± 7 mm. 
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan menurut BMKG dibagi manjadi tiga yaitu, hujan sedang, 20 - 50 mm per hari, hujan lebat, 50-100 mm per hari, dan hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari. 
Solusi yang bisa diterapkan untuk menghadapi curah hujan yang tinggi antara lain pertama, membuat bendungan untuk menampung air hujan. Kedua, membuat sistem irigasi untuk persawahan. Ketiga, membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air. Keempat, membuat sumur resapan. Dan kelima, mencuci kendaraan menggunakan air hujan untuk menghemat air.
Sedangkan solusi untuk menghadapi curah hujan yang rendah antara lain pertama, perencanaan pengembangan infrastruktur (terutama jaringan irigasi). Kedua, evaluasi tata ruang untuk pengaturan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan). Dan ketiga, Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemahaman perubahan iklim.
Kemudian untuk solusi yang lain ialah menyesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Pembagian daerah iklim terbagi menjadi empat. Pertama, daerah panas atau tropis dengan suhu sekitar 26,3oC – 22oC lebih cocok ditanami padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat. Kedua, daerah sedang dengan suhu sekitar 22oC – 17,1oC lebih cocok ditanami padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran. Ketiga, daerah sejuk dengan suhu sekitar 17,1oC – 11,1oC lebih cocok ditanami kopi, teh, kina, sayur-sayuran. Dan keempat, daerah digin dengan suhu sekitar 11,1oC – 6,2oC tidak ada tanaman budidaya yang cocok ditanam.




3.          Penutup
            Adapun kesimpulan yang didapat dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut. Pertama, pemanfaatan curah hujan yang tinggi salah satunya dengan membuat sistem irigasi untuk persawahan. kedua, penanganan untuk curah hujan yang rendah salah satunya dengan membuat perencanaan pengembangan insfrastruktur. Ketiga, hujan sangat penting karena hujan dapat memenuhi kebutuhan air yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Keempat, hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan.  
Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam pemanfaatan curah hujan yaitu mengetahui jenis irigasi yang akan digunakan, harus sesuai dengan kondisi. Selain itu juga, pentingnya kerja sama untuk mengatasi curah hujan yang tinggi dan juga rendah ini sangat diperlukan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan sesuai dengan rencana.


Daftar Pustaka
Aldrian, E, Budiman, dan Mimin Karmini. 2011. “Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia”. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika : Jakarta
Suciantini. 2015. “Interaksi iklim (curah hujan) di Kabupaten Pacitan”. Institut Pertanian Bogor : Bogor
Tjasyono, B. 2006. “Ilmu Kebumian dan Antariksa”. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung



0 komentar:

Posting Komentar